When you get a new piece of Musical Gear... Be it hardware, software, rack-mount, stomp box, and so on... Put away the instructions aside from the set-up and throw the troubleshoot guide into the trash... Accidents and ignorance creates beautiful mistakes... (Jaco Pastorius : 1951 - 1987)
Toto 25th Anniversary Live in Jakarta World Concert
Show Date : Monday 9th February 2004
Venue : Tennis Indoor Stadium, Senayan
Door Open : 7.30 P.M.
Show Start : 8.30 P.M.
TOTO are :
Bobby Kimball (vocals)
David Paich (keyboard, vocals)
Steve Lukather (guitar, vocals)
Mike Porcaro (bass)
Simon Philips (drums)
Tony Spinner (additional guitar)
Ini konser sungguh sungguh saya persiapkan dengan sangat matang melebihi program persiapan UMPTN karena saya memesan kaartjes 2 minggu sebelumnya di mbah Dibyo. Skema perjalanan menuju venue pun dipersiapkan dengan matang dengan meninggalkan fabreek yang ditutup paksa pada jam 18.00, penyediaan logisteek berupa 2 porsi sate padang yang di santap jam 18.40 dan meninggalkan markas jam 19.10 menuju tempat kejadian perkara. Sampek di sana, lho.... kok sepi yah?? Ternyata itu hanya jebakan BATMAN sodara sodara untung Kangmas Uyuk-uyuk sungguh brilyan memilih tempat verkeer di deket tugu pemanah sehingga tiada perlu mengantree dan bermacet ria sepulang dari hiburan rakyat tadi.
Sudah sudah intro yang nggak pentingnya baiknya masuk ke pengenalan artist yang nggak penting juga yach. Kenapa nggak penting? Ya owloooh, plis deh ya, orang yang tinggal di Timbuktu aja pasti sudha tau Toto si ben rock-progresip-jes lehendaris dengan jrot jrot yang mengguncang maupun balada yang bikin prempewi mleleh mleler begicu loch. Penggemarnya suda pasti kelompok dewasa fanatik yang hapal lagu2nya sampek ke sumsum *jangan cobak2 cari fans beratnya Superman is Dead di sini... ya iyya lah, salah konser lu!* saya sempat nongkrong bersama beberapa selebriti dan musisi lokal macam Dhani Dewa, Eros & Adam SO7, personil Cokleat yang jenggotnya diuntir2 *kagak tau namanya gue*, Dewi Rezer dan VJ Fikri. uhh, maksudnya saya nongkrong sama si Kangmas, mereka nongkrong rame2 gicuh. :D
Toto tampil sangat bagus dan powerful. Biar udah tua tua tapi masih kenceng, mainnya banyak improvisasi, cepet tapi rapi banget. Udah gitu ini kali mereka main prog-rock banget, beda sama Tambu Tour nya yang sempet gue tonton taun '96 yang lebih funk dan melodious. Bener bener sajian grup mateng yang main di panggung udah kayak pipis di WC -lempeng dan lancar maksude-. Senayan malem itu penuh total, bahkan sampe VIP dan Tribunnya. Lighting dan soundnya cukup bagus, sementara panggungnya simpel sehingga saya yang berukuran boncel tetep bisa liat mas Steve beraksi dari jarak 15 meter di sisi kanan - cukup pewe mengingat saya datang setengah jam sebelum konser mulai -. Sayang 2 layar tancep lebar di samping panggung nggak berfungsi waktu mereka perform. What a waste, kalo cuma diputerin iklan Star Mild ampe bego mah mending nonton TVRI, nyet!
Malam itu yang jadi bintang adalah Steve Lukather dan David Paich. Lukather terutama, banyak berkomunikasi sama penonton dan sering ngebanyol *hei saya datang bukan buat nonton you main Srimulat ya* macam dia main di rumah saja agaknya. Porcaro tampil sangat modest, permainan bass nya yang tetep bagus ketutup sama gitarnya Lukather dan 1000 penonton lainnya *huhuhu abisan dia di sebelah kiri sih saya sampek tidak bisa mencuri curi pandang begicu loch* Kimball tampil bagus dengan suara tingginya, tapi kok sering dicover teman temannya sih aduh harusnya bisa lebih bagus dari kemarin dong. Dalam konser berdurasi hampir 2 jam, lagu yang dinyanyikan malam itu antara lain Child's Anthem, Gift with a Golden Gun, I'll be Over You, (I Can't) Stop Loving You, Waiting for Your Love, Georgy Porgy, Hydra, I Won't Hold You Back, Rossanna, Hold The Line dan Africa. Tidak lupa atraksi solo Paich - Lukather - Phillips yang semuanya cepat dan keras tapi bersih betul, masing masing 10 menit.
Lagi lagi penonton disuruh menyanyikan "Happy Birthday" untuk pak drummer yang berulang tahun 2 hari lalu dan baru manggung lagi setelah sempet sakit, membuat saya serasa dejavu dengan skema yang sama waat menonton Coldplay disuruh menyanyi untuk drummer mereka juga dan pak Enda ... huhuhu. Sungguh sungguh keren karena malam ini SEMUA personilnya kebagian menyanyi, termasuk si additional player yang menyanyi (I Can't) Stop Loving You ternyata suaranya mirip banget sama kaset. Prosedur standar stage-act keluar-masuk panggung macam sudah selesai menyanyinya juga dilakukan, tapi audiens masih banyak yang nggak puas. Soalnya mereka nggak ngebawain ballads yang ngetop di sini macam Lea dan andalan saya, I Will Remember, uhu uhu uhu, jancuk! Tapi brubung ini tur ulang tahun yang isinya harus merepresentasikan 27 tahun perjalanan karir mereka - yang isinya bukan ceman lagu balado sajo - saya maapkan lah biarpun agak geram geram sedikittttt... ^^;v
All in all, gue suka konser ini karena selain crowdsnya 'sederhana' tanpa desek2an dan heboh berlebihan, Toto mainnya bagus semua dan rapih. Mereka pertama kali main di Jakarta pakek format penuh loh, soalnya pas Tambu kan vokalisnya lain. Jadi memang menjadi hiburan yang bener bener bisa dinikmati, bahkan gue bilang sangat hassle free. Tapi gue sebel banget sama pihak penyelenggara yang harusnya bonafide tapi kagak mutu. Masa rokok ditahan sementara digicam boleh masuk, hel-looo??? Kalo emang pengen educate audience, bilangin dong kalo nggak boleh ngerokok di dalem, kagak usah pakek ditahan paknya segala! Justru itu lebih penting karena nggak ada peringatan untuk nggak boleh ngerokok, yang kagak ketauan ngerokok2 aje tuh di dalem *dan bikin gue sebel banget ama ntu penonton2 : lu pikir ini PENSI???! tolol bin goblok! *. Udah gitu layarnya nggak fungsi lagi, mahal mahalin tiket mana tengah tengah manggung gitu mau muter iklan pulak, plis dehhh....! Dan yang paling mengecewakan : merchandise booth NGGAK ADA SAMA SEKALI! I'm like, whatta fuck???? Sebel banget gue, sementara 25th Anniversary Duran Duran aja ada kaosnya, di website juga dijual, masak di Jakarta kagak jualan sih?? Padahal gue expect beli kaos yang ada listing 'in Jakarta'nya. Bener bener nasip, di Bangkok juga kejadiannya begini. Semua concert-shirt gue kok dikasih orang yach...? >_<;;
Remembering times gone by
Promises we once made
Put out the reasons why
Nothing stays the same
There were the nights holding you close
Someday I'll try to forget them
========================= : : Word of Mouth : :
========================= HOME ABOUT WEBLOG THE MOUTHS THE OTHER SIDE
========================= : : Mouth's Archives : :
=========================
========================= : : The Mouth's : :
=========================
RIESAP : an ordinary introvert, former slide-41ers photographer, former jam session musician & laidback bass player, anime & manga buff and definitely a music geek...
SAYA : the name is eko, the age is 20something, the hobbies are cooking, playing guitar, sleeping, collecting vans old skool shoes, the status is single ;)
ERWIN : a discoverer, do-it-yourselfer, computer/gadget geek, musician, movie buff, amateur photographer, leisure-time chef, dangerous driver and errr... lawyer.
SIAPA SIH INI? : tukang rekam dan penggemar pilem komedi endonesya tahun 70an... yet identified... somewhere in 'lobangneraka'...
TIARA : it's all about jazz.. the name is T, jazz lover, piano player, coffeeholic, cat-lovers. once you bitten by jazz bugs, there's no turning back!
HIDDENHATE : tukang tereak2 di band minimalis. bikin duktrek duktrek untuk kesenengan
pribadi. tawanan kapitalisme. produk orde baru nan handal.
-CHRYSALIC- : ...hidden beneath the shell, protected from the world, waiting to soar into an inevitable beauty...